naskah drama "Derita Tak Kunjung Reda"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
DERITA
TAK KUNJUNG REDA
Karya M. Anwar Nurkholis
Adaptasi Roman
KALAU TAK UNTUNG Karya Selasih
Babak I
Monolog
Lengkaplah
sudah penderitaanku bang, kau kejutkan aku dengan perjodohanmu dengan Aminah,
sekarang kau inginkan aku mengajari Aminah. Tak cukup dengan itu kau kembali menghancurkan
hatiku dengan menikahi Halimah.Lengkaplah sudah derita karenamu bang.Aku tak
sanggup untuk melihat matahari di esok hari dan menuai embun yang ranum. Aku
tak berdaya, deritaku tak habis-habisnya nasip untuk jauh rasanya dariku,
begitu kata Rasmani,, hingga akhir hayatnya cinta Rasmani tak pernah lekang
pada Masrul, sedang Masrul yang kini harus menanggung duka nestapanya tatkala
melihat jasad Rasmani terkubur dengan cintanya. Aku ragu akan ada dan tiadaku
namun cinta mengumumkan aku ada.
Suasana haru dan kelam anginpun seolah berhenti
menyapa tatkala nafas Rasmani terhenti, nafas cinta yng tak pernah luntur,
cinta yang suci, cinta yang mengharapkan keridhoanNya.Cinta tidak pernah
menyadari keberadaannya hingga tiba saat perpisahan, airmata tak tertahan lagi
bagai samudera yang mengalir deras di pipi Rasmani, cinta memang luar biasa
tuahnya hingga tak dapat ada yang bisa menggantikannya, benar kata M. Iqbal
dalam syairnya “Aku ragu akan ada dan tiadaku namun cinta mengumumkan aku ada.
Di panggung nampaklah property kursi,
meja dan duduklah bapak Sinaro
Sinaro
Ya Alloh semoga apa yang aku jalani
ini membawa berkah. Hrta, pangkat usia, adalah karuniaMu. (lalu duduk melamun)
seandainya aku tidak jatuh miskin Dalipah dan Rasmani hidupnya tidak seperti
saat ini
Lalu masuklah Dalipah
Dalipah
Pak… pak…! (Terus memandang Pak
Sinaro)
Sinaro
(Tersadar dari lamunannya) Da...
Dalipah, ada apa nak?
Dalipah
(Menggelehkan kepala) bapak mikirin
apa?
Sinaro
gak… gak ada nak, bapak gak mikirkan
apa-apa
Dalipah
Oia ini pak tehnya…
Sinaro
Terima kasih nak.Oya Rasmani sudah
siap untuk berangkat sekolah?
Dalipah
Sudah
pak. Bapak hari ini mau ngantar Rasmani sekolah?
Sinaro
Inginnya begitu Pah, tapi kau lihat
hari hujan.
Dalipah
Kalau
begitu biar Dlipah saja pak yang ngantar adek.
Dari dalam terdengar suara ibu Sinaro
IbuSinaro
Biar ibu saja yang ngantar Rasmani
(sambil masuk ke panggung) kamu beres-beres rumah saja nak.
Dalipah
Ya bu, aei cindo nian adikku ini
(sambil membelai rambut Rasmani)
Rasmani
Pak
Rasmani berangkta sekolah dulu ya, doakan Rasmani jadi anak yang pintar dan
tercapai cita-citaku, yaitu jadi guru.
PakSinaro
(Tersenyum) ya nak, bapak akan berdoa
dan berbuat yang terbaik untuk Rasmani.
IbuSinaro
Pak, Pah ibu berangkat dulu ya.
Rasmani
Rasmani sekolah dulu pak, yuk.
PakSinaro
Hati-hati
ya di jalan.
Rasmani dan Ibu
(Mengganggukkan
kepala dan tersenyum)
Dalipah
Ipah
ke belakang dulu pak.
Pak Sinaro
Ya
nak (menghela nafas panjang) Rasmani kini sudh tambah dewasa dia cantik, cerdas,
rajin, ya Alloh karuniakanlah kebaikan kepada putri-putri kami. (exit)
Babak II
Ibu Sinaro dan
rasmani kehujanan mereka memakai pelindung dari daun pisang.
IbuSinaro
Alhamdulillah
hujannya sudah agak reda nak.
Rasmani
Ia
bu tapi bukuku basah bu
Ibu Sinaro
Besok
biar bapak beli yang buku yang baru untuk mengganti buku yang basah in ya nak.
Muncul masrul dengan berpayung
Ibu Sinaro
Nak
Masrul baru berangkat juga ya?
Masrul
Ia
bu, hari hujan jadi nunggu agak reda. Oya bir Rasmani berangkat denganku bu.
Sepertinya hujannya akan bertambah deras.
Ibu Sinaro
Gak
usah ak, takut kalau ngerepoti nak Masrul
Masrul
Tidak
bu, Masrul malah senang bisa membantu ibu.Kalau boleh mulai sekarang bir Masrul
yang menjemput dan mengantar Rasmani.
Rasmani
(malu-malu)
Ibu Sinaro
Kalau
begitu terimakasih banyak nak Masrul
Masrul
Sama-sama
bu.
Ibu Sinaro
Adek
berangkat dengan nak Masrul ya, kalau begitu ibu pulang duluan.Jaga rasmani
baik-baik ya nak Masrul.
Masrul
Insyaallah
bu.
Ibu Sinaro keluar panggung, Masrul dan
Rasmani berangkat bersama.Lalu menggerakkan badan membalik dan mengarahkan
paying kedepan lalu membuka payung kembali.Nampaklah mut Rasmani dan Masrul
dewasa.
Babak III
Masrul
Pagi masih begitu pagi
Kau selalu mengisi waktuku
Dalam tiap detik langkahku
Hari ini laksana taman yang ranum
Diantara barisan bunga kau ada di sana
Aku ingin menyekamu dalam keadaan
Tawa, sedih, itu niatku adanya. By:
Anwar
Rasmani
Semoga kau mengerti untuk tidak
membuatku
Menangis di ujung senja
Sebab pelarianku bersama zaman
Adalah kisah air mata yang tak pernah
kering
Penuh dengan lakon-lakon beku
Sentuhan binak-binal sejarah yang
menggeraypi
Semoga kau mengerti untuk tidak
memintaku
Menangis di ujung senja. By: Fakhira
Akasia
Masrul
Tak akan kubiarkan hatiku membuat tangis
untukmu
Karena jiwaku dalam tautanmu
Tangismu takkan kubiarkan menetes
Seperti embun yang meretas pagi
Izinkan aku menjadi imammu yang
mendampingi
Dari hari hari ini hingga senja nanti
Rasmani
Bang
masrul aku ragu akan itu kau tahu keadaanku.
Masrul
Kalau
kaki telah kuayaun pantang untuk ku mundur, ku tak lihat kau dari harta atau
dari status social lainnya
Rasmani
Kau
orang yangberada bang, orang tuamu pasti tidak akan merestui kita
Masrul
Aku
bisa jelaskan ke mereka, yang jelas au sudah bulat denganmu.
Rasmani
Kita
tidak boleh mennetang orang tua bang, durhaka kita
Masrul
Aku
tidak akan menentang mereka. Aku akan bermusyawarah dengan mereka. Aku ingin
hubungan kita halal. Tidak seperti pemuda ataupun pemudi yang lain, mereka tega
berbuat maksit atas nama cinta, dan mereka tidak sadar yang mereka perbuat itu
merusak nama baik diri mereka dan orang tua mereka.
Rasmani
Kalau hati sudah menyatu
Tak lagi ingat iman di kalbu
Dan nafsu yang menggelayuti tiap detik
hati dan rindu
Perbuat keji dan hina tak lagi dihalau.
By: Anwar
Masrul
Malam
ini aku akan kerumahmu. Untuk menyatakan niatku.
Rasmani
Ya
bang mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan untuk kita. Amiin.
Masrul
Amiin.Sampai
ketemu nanti dek. Assalam….
Rasmani
Waalaikumsalam…
(Rasmani
dan Masrul keluar panggung dengan arah berlwanan)
Babak IV
Di rumah rasmani duduk ibu dan pak
Sinaro
Ibu Sinaro
(Menghitung
uang) ini hasil jualan kita hari ini pak, dan ini uang dari rasmani, katanya
untuk kebutuhan kita sehari-hari.
Pak Sinaro
Alhamdulillah.Oia
bu Rasmani sudah dewasa, kira-kira dia sudah ada pandangan belum tentang jodoh?
Ibu Sinaro
Ibu
juga tidak begitu paham pak. Mungkin Rasmani masih ingin menikmati kerjaannya
sebagai guru pak.
Pak Sinaro
(Mengangguk-anggukan
kepala)
Masuklah Dalipah membawa kue
Dalipah
Rasmani
masih menikamti pekerjaannya pak, dia gadis baik tentunya dia sudah menyiap
semuanya dengan baik juga pak. Ini pak bu dicicipi kue dadar buatan Dalipah.
Pak Sinaro dan ibu serta Dalipah
menikmati kue dadar
Dalipah
Bagaimana
pak bu rasanya?
Pak Sinaro
Bapak
tidak menyangka, kok rasanya begini (penuh Tanya)…
Dalipah
Begini
gimana pak?Gak enak ya pak
Pak Sinaro
Kok
kayak gini… enaaak! (tertawa kecil)
Dalipah
Bapak
buat Dalipah penasaran saja.
Ibu Sinaro
Benar
pah enak sekali kue buatanmu.
Lalu muncul Masrul
Masrul
Assalam…
Semua
Waalaikumsalam…
Ibu Sinaro
Eee.
Nak Masrul ayo nak masuk
Dalipah
Ia
bang ayo masuk
Masrul
Terimakasih
bu, pak, mbak.
Ibu Sinaro
Kebetulan
sekali, ini coba kue dadar buatan Dalipah
Masrul
Ia
bu (Masrul makan)
Pak Sinaro
Sendirian
saja nak Masrul?
Masrul
Ia
pak sudah terbiasa kalau jalan sendiri lebh nyaman
Dalipah
Bang
Masrul tumben main kerumah, apa ada yang bisa kami bantu bang?
Masrul
(Tersipu
malu) sudah lama saya gak ke sini jadi kangen dengan suasana rumah ini yang
tenang.Oia Rasmani nya ada bu?
Ibu Sinaro
Ada
nak, mungkin dia lagi mengoreksi tugas-tugas muridnya.Dalipah kamu panggilkan
Rasmani dan sekalian buatkan Masrul minum ya.
Dalipah
Ia
bu. (berjalan keluar lalu muncul lagi) bang Masrul mau minum apa?
Masrul
(Terkejut)
aa…ap…apa saja.
Pak Sinaro
Dalipah
tak baik buat orang terkejut begitu.
Dalipah
(Tertawa
lalu keluar)
Ibu Sinaro
Maafkan
Dalipah nak, oya dimakan lagi kuenya, sembari menunggu rasmani
Masrul
Ia
bu.
Babak V
Rasmani masuk sambil membawa minum
bersama Dalipah
Rasmani
Sudah
lama bang datangya?
Masrul
Baru
saja (tersenyum)
Rasmani
Tehnya
diminum bang, maaf Cuma the adanya bang.
Masrul
Gak
apa-apa, abang malah gak enak ngerepotin. Oya pak, bu, kedatanganku yang
pertama adalah silaturahim, selanjutnya saya ingin…
Dalipah
Ingin
melamar Rasmani ya bang?
Rasmani
Yuk
jangan memotong pembicaraan bang masrul
Pak Sinaro
Ia
Pah, biar bang Masrul menjelaskan dulu maksud kedatangannya ke sini.
Masrul
(Menarik
nafas) maksud kedatangan saya adalah untuk melamar Rasmani pak bu.
Ibu Sinaro
(Terkejut)
apa sudah nak Masrul pikirkan masak-masak?
Pak Sinaro
Ia
nak apa sudah kau pikirkan masak-masak, rencanamu itu?
Masrul
Sudah
pak bu.
Dalipah
Kami
senang bang dengan niat baik abang, tapi bang benar kata ibu dan bapak, abang
tahu sendiri keadaan kami.
Pak Sinaro
Kebahagiaan
orang tua adalah kebahagiaan anak juga.t
K
ada orang tua yang tak bahagia bila anaknya juga bahagia. (menghela nafas) ada
semacam keraguan dalam diri kami nak, kau tahu sendiri kami keluarga tidak
berada. Jauh sekali dengan keadaan keluargamu yang serba ada, jika diibaratkan
kami bumi dan kamu langit.
Ibu Sinaro
Saling
cinta dan sayang itu baik, tapi itu semua kadang juga harus dipikirkan.Kami
khawatir orang tua nak Masrul tak dapat menerima Rasmani nantinya.
Pak Sinaro
Orang
menikah itu bukan hanya sebatas dengan istri atau suaminya saja, tetapi juga
dengan keluarganya.Bapak sarankan nak Masrul musyawarah baik-baik dengan
keluarga dulu.
(Tiba-tiba
muncul bapaknya Masrul)
Pak Sihar
Masrul!!!
Cukup sampai disini kau berhubungan denga Rasmani!!! (marah).
(semua
terkejut)
Maaf
kami tidak dapat menerima keluarga anda sebagai besan kami, anda tahu sendiri
kami orang berada sedangkan anda apa… apa yang mau dibanggakan!? Yang ada
Masrul akan sengsara jika menikah dengan Rasmani.
(Ibu
Sinaro menangis sambil memeluk Rasmani sedangkan pak Sinaro hanya tertegun)
Dalipah
Pak
sihar yang terhormat! Kami memang orang tak punya,tapi setidaknya kami masih
punya tatakrama, tidak seperti anda! Kami sudah menduga sebelumnya,, Masrul dan
Rasmani memang saling mencinta tapi kami sadar rasmani tak punya apa-apa.
Pak Sihar
Baguslah
kalau kalian paham. Sampai kapanpun
ibarat kata matahari terbit dari barat aku tidak akan pernah menerima
Rasmani. Ayo kita pulang Rul! (pak Sihar keluar)
Masrul
Maafkan
kelakuan bapak saya pak bu, begitulah watak bapak.Saya juga heran kenapa selalu
harta, dan status social yang diutamakan.
Pak Sinaro
Begitulah
manusia nak, kita serahkan semuanya kepada Allah SWT.
Masrul
Kalau
begitu saya mohon pamit pak bu, yuk, dek Rasmani. Assalam…
Rasmani
(Memeluk
ibu) maafkan Rasmani bu (mnangis)
Dalipah
Sudah
bu gak usah terlalu dimasukkan kehati.Ibu sekarang istirahat dulu.
Rasmani
Maafkan
Rasmani bu….
Ibu Sinaro
Ibu
dan bapak selalu memaafkan kamu nak.
Dalipah dan Rasmani membawa ibunya
keluar.Tinggal pak Sinaro di panggung.
Pak Sinaro
(Menghela
nafas dan mengusap dada) kami hanya hamba-Mu yang lemah, kami adalah para
actor-Mu, baik dan buruk kmi serahkan semua padamu.Amiin.
Babak VI
Setting berubah di rumah pak Sihar
Di ruang tamu hanya ada pak Sihar dan Bu
Sri
Pak Sihar
Dimana
Masrul bu?
Ibu Sri
(dari
dalam) mungkin kasih di belakang pak, ngasih makan bebek. (keluar dengan
membawa kopi) emangnya ada apa pak? Sepertinya serius sekali!
Pak Sinaro
Ini
bukan hanya serius tapi jurius
Ibu Sri
Apa
itu pak jurius?
Pak Sinaro
7x
serius bu.
Ibu Sri
Ya
ibu tahu.Tapi mbok ya yang lembut pak ngomongnya.Seperti kita dulu masih muda.
Pak Sinaro
Ibu
ini lebay, (panik) buruan bu panggil Masrul!
Ibu Sri
Sekarang
pak?
Pak Sinaro
Gak
tahun depan bakda subuh bu! Ya sekaranglah bu.
Ibu Sri
Ia..ia…
(kelur)
Pak Sinaro
Apa
ada yang salah dengan pikiran Masrul. Bisa-bisanya dia mau menikahi gadis dari
keluarga miskin itu.
(Masrul masuk dan ibu Siti masuk)
Pak Sinaro
Masrul
duduk.Bapak mau ngomong, ini penting.
Masrul
(Duduk
dan menundukkan kepala)
Pak Sihar
Masrul
apa kau serius mau menikah?
Masrul
(Menganggukkan
kepala)
Pak Sinaro
Bapak
bersedia menikahkanmu, tapi dengan syarat… bukan dengan Rasmani!
Masrul
(Terkejut)
tapi pak….?...
Pak Sinaro
Tidak
ada tapi-tapian.Apa kau kira cinta saja bisa membuat bahagia?! Kau lihat kebanyakan
orang sekarang mereka menikah hanya bermodal cinta akhirnya berantakan rumah
tangganya.Cinta tidak menjamin kebahagian Rul?
Ibu Siti
Pak
tidak seharusnya kita berbuat seperti ini, Masrul sudah dewasa pak. Dia tahu
mana yang terbaik baginya.
Pak Sinaro
Ibu
terlalu memanjakan anak!
Ibu Siti
Bukankah
kalau kita menikahkan Masrul dengan Rasmani kita mengangkat derajat keluarga
Rasmani?
Pak Sinaro
Apapun
alasannya bapak tidak akan setuju! Masrul menikah dengan Rasmani, aku akan
menjodohkan Masrul dengan Aminah anak mamak.
Masrul
(Menarik
nafas) kalau itu keinginan bapak, Masrul akan turuti (tegak) tapi pak, hati
Masrul tetap pada Rasmani, dan tak akan pernah luntur.
Ibu Siti
(Menghampiri
masrul) sudah Rul kau turuti kata bapakmu, tentunya kau tak ingin jadi anak
durhaka, sia-sia ilmu agama yang kau dapatkan jika kau durhaka dengan orang
tua.
Pak Sinaro
Bapak
sudah bicara dengan mamak, dia setuju dan Aminah juga.Besok kita berangkat ke
rumah mamak, kau sekali-kali bahagiakan orang tuamu ini Rul.
Ibu Siti
Sabar
nak, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, kita serahkan kepada
Allah SWT.
Exit
Babak VII
Di halaman rumah Rasmani. Rasmani lagi
menyapu, lalu muncullah pak pos
Pos
Permisi
non…
Rasmani
Ia
pak, ada yang bisa saya bantu?
Pos
Apa
benar ini rumahnya Rasmani
Rasmani
Benar
pak. Saya sendiri Rasmani (ekspresi bertanya-tanya)
Pos
Alhamdulillah
saya tadi mutar-muter nyari rumah non. Ini ada surat untuk non.
Rasmani
Dari
siapa pak?
Pos
Wah
kurang tahu non, dalam amplop itu tidak tercantum nama pengirimnya. Yang pasti
itu dari orang yang dekat dengan non dan kenal sekali dengan non. Saya pamit
dulu non, masih banyak job yang harus saya selesaikan.
Rasmani
Ia
pak, terimakasih suratnya.
Pos
Kembali
kasih non (tersenyum) mari non,(berjalan dan kemudia berhenti melihat Rasmani).
Sempurna Andra n The Backbone, ini dia Siti Nurbaya abat modern cantik sekali,
pantas saja bang Masrul cinta mati sama dia.
Rasmani
Ada
yang ketinggalan pak!
Pos
(terkejut)
eee…eee…enggak non, gak ada (keluar menabrak pintu)
Rasmani
(tertawa
kecil) ada-ada saja (menggelenkan kepala) surat dari siapa ya. (kemudian
Rasmani membuka pelan-pelan surat tersebut)
Assalamualaikum….
Hari masih begitu pagi sampai
embunpun belumlah kering di dedaunan. Rasmani aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan. Kegundahanku bercampur baur dengan kesedihanku. Aku tak sanggup
mengatakan ini padamu,tapi ini harus ku katakana. Aku dijodohkan dengan Aminah
anak mamak, aku benar-benar hancur luluh.Dengan penuh terpaksa perjodohan itu
aku terima walau tak ada rasa cinta.Tak ada sedikitpun rasa cinta padanya. Tapi
percayalah Rasmani hatiku tak akan pernah berpaling darimu. Esok aku akan
menemuimu, kutunggu kau di tepi desa jam 03.00 WIB.
Dariku
Bang Masrul
Rasmani
Genaplah
sudah deritaku bang.Ku tak sanggup terima ini.Aminah adalah adik temanku.Aku
hanya bisa pasrah. Semoga ini yang terbaik buat kita bang Masrul.
(Rasmani meneteskan air mata sambil
meremas suart dari Masrul muncul koor menyanyikan lagu seroja).
Babak VIII
Disebuah warteg mbak Jamilah, Togar, dan
Jarwo. Jarwo sedang asyik ngobrol dengan mbak Jamilah
Togar
Alamak
aku cari-cari kau Jarwo, ternyata kau ada di sini.Temani mbk Jamilah dengan
secangkir kopi hangat, alamak nikmat kali kau. Begitu indah hidup kau
Jamilah
Bang
Togar sekarang sudah pandai berpuisi rupanya.
Jarwo
Ia
mbakyu, sudah jadi seniman bang Togar ini.
Togar
Seniman
romantis aku ini mbak (rokok makan gratiiis). Bolehkan aku duduk mbak Jamilah
sambil memesan kopi manis..
Jamilah
Ya
silahkan to bang
Togar
(Togar
duduk) yang manis mbak, Jarwo mbak Jamilah! Kalian sudah dengar belum?
Jarwo
Sudah.Dengar
berita kambing pak Darmo beranak enam.
Togar
Alamak!
Kambing saja yang ada dipikiranmu.Ini kabar tentang Rasmani.
Jamilah
(Haaah)
Rasmani, ada apa dengan Rasmani bang!!!
Togar
Masrul
oleh bapaknya dijodohkan dengan Aminah, ana mamaknya
Jarwo
Lhooo…
bukannya masrul itu sangat mencintai Rasmani?
Jamilah
Ia
bang Togar, setahu saya juga begitu.
Togar
Aku
juga tahu itu, tapi kalian tahu sendiri Masrul anaknya orang kaya di desa kita
ini.Sedangkan Rasmani hidupnya pas-pasan.
Jamilah
Dasar
bapaknya Masrul aja yang matre.Segalanya diukur dengan uang.
Jarwo
Yang
mau menjalanikan Masrul dengan Rasmani.
Togar
Aku
tak mengerti, beginilh cinta deritanya tiada akhir.
(Semua tertawa)
Jamilah
Seesssttt,
ada cek Rasmani
Rasmani masuk berjalan pelan-pelan
Jamilah
Mau
kenapa cek?
Togar
Alamak
kenapa mbak! Bukan kemana.
Jamilah
Ia
maksud ku begitu bang Togar! Cek Rasmani mau kemana?
Rasmani
Mau
ke rumah pak Burhan mbak, ada rapat sekolah.
Jarwo
Gimana
kabar dengan bang Masrul cek?
Rasmani
(Eksresi
sedih) baik bang. Oia Rasmani berangkat dulu bang mbak, takut kalau terlambat.
Assalamualaikum….
Semua
Waalaikumsalam
Jamilah
Kasihan
Rasmani gadis baik itu jadi korban mabuk harta oleh bapakya Masrul.
Togar
Zaman
sekarang yang punya uang yang menang mbak!
Jarwo
Ia
contohnya penerimaan CPNS gak bisa dipungkiri lagi yang ada uang yang jadi,
sama seperti pilkada atau pilkadal lah itu, yang ada uang yang menang!
Jamilah
Ia…
mereka itu memang waras tapi gak waras, gak ingat dengan jasa para pahlawan,
dikira negeri ini punya nenek moyangnya. Kesal aku!!!
Togar
Kita
doakan mereka-mereka segera tobat sebelum mati!
Semua
Amiiin
(Exit)
Babak IX
Di panggung Nampak Masrul dan Aminah
Masrul
Sudah
jam 3.30 Rasmani belum datang ada ada halangan?
Aminah
Bagaimana
bang, cik rasmani kok belum datang?
Masrul
Kita
tunggu sebentar lagi,, Rasmani pasti datang, abang tahu bagaimana sifat
Rasmani, tak mungkin ia ingkari janji.
Aminah
Bang
aku tidak enak dengan cik Rasmani, sebagai wanita aku bisa merasakan apa yang
cik Rasmani rasakan bang.
Masrul
Tak
apa Min. Rasmani akan bersifat lapang dada abang yakin itu. Nanti kalau abang
telah menjelaskan tentang keberangkatan abang ke bukit tinggi, kau segera
pamit.
Rasmani masuk
Rasmani
(Masuk dengan ekspresi malu bercampur
dengan kesal sambil menundukkan kepala)
Maaf
bang aku terlambat.
Masrul
Ia
gak papa silahkan duduk, sebelumnya abang minta maaf kalau mengganggu kesibukan
dek Rasmani dan Aminah.
Rasmani
Tak
apa-apa bang
Masrul
Maksud
abang mengumpulkan kalian berdua adalah ingin berpamitan dengan kalian
berdua.Abang ingin pergi ke Pariaman untuk bekerja.Aku nitip Aminah padamu
Rasmani.
Rasmani
(Canggung)
Insyaallah bang, abang lama ke bukit tingginya?
Masrul
Kurang
lebih satu tahun, sebenarnya berat bagi abang, tapi bagaimana lagi ini tuntutan
profesi.Dan aku harus menyiapkan dari sekarang tatanan masa depanku.
Aminah
Ia
bang, oya bang, cik aku pamit dulu, ada pekerjaan di rumah yang belum aku
selesaikan.
Masrul
Hati-hati
Min di jalan
Aminah
Ia
bang, mari cik, Assalamualaikum…. (Aminah
keluar)
Masrul
Selain
aku berpamitan ada hal yang penting lagi ingin aku utarakan denganmu.
Rasmani
Tentang
apa bang?
Masrul
Tentang
Aminah. Tak sedikitpun aku mencintai Aminah, aku terpaksa menerima perjodohan
itu karena aku tak ingin durhaka pada bapakku.
Rasmani
Ia
bang, aku mengerti.
Masrul
Aku
tetap mencintaimu.Dan ini yang terpenting.Aku mohon kau mengajar Aminah.
Rasmani
(Terkejut)
apa bang!!! Mengajar Aminah, aku tak sanggup bang, bertambah hancur hatiku
bang, Aminah adalah tunangan abang, sedangkan aku… abang tau sendiri…. Aku tak
sanggup untuk itu bang (menangis)
Masrul
(Panik
dan menarik napas) tak ada orang sebaik kamu.Abang tau reputasimu dek, itu yang
membuatku percaya padamu. Abang mohon sekali ini kau bantu abang.
Rasmani
Tidak
bang (menggelengkan kepala) aku tak sanggup untuk itu bang.
Masrul
Dengar
aku, aku bisa saja membawamu lari. Tapi apa kita tega mengotori nama baik orang
kita dek. Kumohon kau mengerti dengan keadaan ini (menangis).
Rasmani
(Luluh)
baiklah bang, baik aku bersedia mengajari Rasmani, walau sakit perasaan ini.
Masrul
Terimakasih
atas semua dek.Aku tak tahu harus bagaimana membalasnya.
Rasmani
Oia
bang (mengusap airmata) hari sudah senja, aku pamit dulu bang.
Masrul
Ya
dek, hati-hati di jalan kalau kau ada waktu besok bisa mengantar aku di
terminal.
Masrul
Kenapa
masih ada diskriminasi hanya gara-gara harta.Rasmani percayalah kau tetap
tinggal dalam jiwaku selamanya.
Babak X
Tiga bulan kemudian
Rasmani
(Menyapu halaman) apa kabarnya bang Masrul di Pariaman?
Dan apa kabarnya juga dengan Aminah apakah mereka jdi menikah?
(Pak Pos masuk)
Pos
Assalam…
permisi cik. Ini ada surat buat cik dari Bukit Tinggi.
Rasmani
(Senang)
apa surat ini dari bang Masrul pak?
Pos
Insyaallah
begitu cik. Ni ada tulisannya (membaca) dari Masrul untuk Rasmani!
Rasmani
Ia
benar dari bang Masrul. Terimakasih ya pak.
Pos
Sama-sama
cik.Saya permisi cik masih banyak job cik.
Rasmani
Ia
pak. (Perlahan Rasmani membuka surat dari Masrul)
“Assalam… semoga rahmat dan keselamatan Allah tetap
tercurah bagi kita.Dek apa kabarmu? Abang di sini baik-baik saja. Abang ingin
kabarkan padamu bahwa abang tidak jadi
menikah dengan Aminah, aminah telah menikah duluan dengan orang lain. Rasmani
abang ingin bertemu denganmu. Kalau telah cukup bekalku abang akan pulang dan
ingin menikah denganmu. Doakan abang sukses.Ini dulu yang dapat abang kabarkan
padamu, lain kali kita sambung lagi.
Wassalam….”.
Rasmani
Rasmani
selalu berdoa yang terbaik untuk bang Masrul. (melihat jam) sudah jam delapan
aku harus ke pasar. (Rasmani bergegas ke pasar).
(Ketika
di tengah jalan rasmani bertemu dengan mbak Jamilah)
Jamilah
Mau
ke pasar non?
Rasmani
Ia
mbak, mau beli sayuran, mbak Jamilah mau ke pasar juga?
Jamilah
Ia
non, mau beli pisang dan kol buatan gorengan. Oia non sudah dengar kabar belum?
Rasmani
Kabar
apa mbak?
Jamilah
Lho
beneran non Rasmani belum dengar?
Rasmani
Ia
mbak benar, memangnya kabar apa mbak?
Jamilah
Waduh-waduh
non Rasmani bagaimana to. Kabar ini sudah menyebar luas non. Kabar tentang
Masrul!
Rasmani
Emmm (menganggukkan kepala) aku sudah dengar, bang Masrul
tidak jadi menikah dengan Aminah, kabar itukan mbak?
Jamilah
Ia
itu yang pertama, kabar yang keduanya, Masrul itu menikah dengan gadis Pariaman
non kalau gak salah namanya Halimah.
Rasmani
(tersentak)
benar mbak kabar itu?
Jamilah
Benar
non, oia mbak duluan non.
Rasmani
Bang
Masrul tega sekali kau bang? Tak kusangka kau begitu kejam, taka da
habis-habisnya kau lukai aku bang! (menangis).
Babak XI
Di rumah Rasmani Dalipah duduk di teras menunggu
Rasmani
Rasmani
Assalamualaikum….
Dalipah
Waalaikumsalam….
Dek ada surat dari bang Masrul, kakak letakkan di kamar tamu. Kakak mau ke
tempat bu Darma.Kakak pergi dulu ya.
Rasmani
Ia
yuk (masuk dan memandangi surat Masrul lama-lama, seoalah tak segan untuk
membacanya, namun Rasmani perlahan memngambil surat itu)
“Assalamualaikum… maaf dik aku
kembali kasih kabar padamu, abang minta maaf abang tak pernah cerita padamu,
kalau abang di Pariaman telah menikah, abang sering cekcok dengan Halimah,
padahal abang sudah mencoba untuk jadi suami yang baik untuk Halimah tapi abang
tak bisa, abang minta saran darimu, apa yang harus abang lakukan untuk
menghadapi Halimah orang tuanya banyak tuntutan. Tapi rasanya pernikahan abang
dengan Halimah tak akan lama. Sekali lagi maafkan abang, jika abang pulang ke
Bukit Tinggi berarti abang telah cerai dengan Halimah. Wassalam…”
(Rasmani
diam tanpa kata, ekspresinya datar)
Babak XII
Masrul
Aku
sudah bosan dengan tingkahmu!Terlalu banyak tuntutan.Kau tak menyadari
keadaanku. (Membentak Halimah dan melempar gelas)
Halimah
Bang
kau seharusnya berpikir dengan sehat, beruntung kau telah menikah denganku, kau
bisa dapatkan apapun yang kau inginkan, tapi kau tak pernah mengerti itu bang!
Masrul
Kau
anggap aku ini benalu! Ingat halimah, aku tak pernah menyanyangimu.Aku sudah
bosan dengan keadaan ini.
Halimah
Lalu
abang maunya apa?
Masrul
Aku
akan pulang ke Medan. Aku tak sanggup hidup denganmu lagi, kau tak cocok dengan
kehidupanku.
Halimah
Baiklah
bang! Sekarang kau ceraikan aku saja, aku juga tahu apa yang abang inginkan!
Masrul
Baiklah
kalau itu kehendakmu, kembalilah kau ke orang tuamu dan aku juga kan kembali ke
kampungku! (melangkah mengambil tas, dan pergi dari rumah Halimah) semoga ini
yang terbaik bagi kita Limah.
Halimah
Aku
terima ini semua bang, maaf kalau aku telah menyusahkan abang.
Masrul
Sama-sama,
titip salam untuk bapak dan ibu.
Halimah
(Menangis)
kenapa ini yang selalu menimpaku? Dosa apa yang telah kuperbuat hingga
pernikahanku tak pernah lama.
Babak XIII
Dalipah
Dek
apa kamu belum mau menikah?
Rasmani
Ayuk
dulu yang menikah nanti baru aku
Dalipah
Ayuk
belum ada jodoh
Rasmani
Sama
yuk, Rasmani juga
Dalipah
Bagaimana
kabar bang Masrul ya?
Rasmani
Insyaallah
baik yuk
(Masrul
masuk)
Masrul
Assalamualaikum….
Rasmani dan Dalipah
(terkejut)
wawa… waalaikumsalam.
Dalipah
Bang
Masrul duduk bang!
Rasmani
Kapan
abang datang?
Masrul
Kemarin
sore. Ibu dn bapak kemana?
Dalipah
Ibu
dan bapak lagi ke tempat uwak mau ada sedekahan.
Masrul
(menganggukkan
kepala) ada yang ingin kusampaikan
padamu Ras, abang telah berpisah dengan Halimah, abang tak sanggup lagi dengan
dia. Kedatangan abang kemari untuk mengajak seriusan Rasmani, namun abang perlu
waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Dalipah
Bang
Masrul tak boleh buru-buru, masih ada idah dengan Halimah
Rasmani
Ia
bang, dan aku tak ingin nantinya aku yang dijadikan pihak ketiga.
Masrul
Abang
sudah teguh tak akan kembali lagi dengan Halimah. Untuk menyiapkan hidup dengan
Rasmani abang tentunya harus nyari modal dulu, esok aku akan kembali ke bukit
tinggi untuk merantau kembali mengumpulkan keperluan kita.
Rasmani
Aku
sangat terharu bang, tapi kumohon jangan abang ingkari lagi dan sakiti aku lagi
dengan tindakan-tindakan abang.
Masrul
Ia
Rasa bang janji. Abang ada kepentingan lain abang pamit dulu Ras Yuk.
Assalamualaikum…
Semua
Waalaikumsalam…
Dalipah
Semoga
ini bukan hal kebetulan dek, semoga saja benar adanya
Rasmani
Ia
yuk, hatiku kini berbunga lagi yuk, semangatku kini hidup lagi, ternyata Tuhan
masih sayang padaku, (tertawa dan memegang pundak Dalipah sambil mendorong
masuk)
Babak IX
Pak pos masuk datang kerumah Rasmani
Pos
Assalamualaikum….
Permisi spada ada orang di rumah nggak?
Rasmani
(Dari
dalam rumah) waalaikumsalam… pak Pos ada apa pak?
Pos
Ini
non saya mengantar surat dari bang Masrul (mengulurkan tangan).
Rasmani
(Mangambil
surat) Terimaksih pak. Masuk dulu pak?
Pos
Gak
usah non, lain kali saja masih banyak kerjaan saya non. Mari non.
Rasmani
(Membuka surat) Assalamualaikum….
Rasmani maaf abang berangkat dulu ke medan, abang ingin bekerja lagi di tempat
abang kerja dulu, kau tahu kalau abang tak kerja bagaimana abang bisa menanbung
untuk biaya pernikahan kita. Sekali lagi maafkan abang tak sempat menemuimu
karena mendadak abang dapat kabar untuk segera masuk kembali esok
hari.Terimakasih atas pengertianmu.
Dariku Masrul. Wasalam….
Hati-hati
bang di sana semoga sukses selalu.
Babak X
Di rumah Halimah, terjadi perbincangan
antara Pak Togar, Masrul, dan Halimah.
Pak Togar
Nak
Masrul, abah sangat senang kau kembali datang ke Medan. Namun ada yang membuat
abah lebih senang lagi kalau engkau rujuk dengan Halimah.Abah sekarang hanya
tinggal bersama Halimah, ummi belum ada satu bulan ini telah tiada.Dan Abah
sering sakit-sakit.
Masrul
(Terkejut)
Innalillahi wainnalillahi rojiun, Masrul turut berduka cita Bah atas
meninggalnya ummi. Menanggapi permintaan abah saya… (berhenti dengan ekspresi
kecewa) saya…
Pak Togar
Nak
Masrul Abah, Halimah mohon maaf kalau dahulu terlalu menuntut nak Masrul
sekarang kami sadar itu semua tak ada gunanya. Abah berharap kita buang
jauh-jauh kejadian itu, kita mulai lembaran baru.
Masrul
(Melamun
dan berkata dalam hati) “apa yang harus aku lakukan, aku tak dapat berkata
apa-apa lidahku kecut untuk berkata, kalau aku menolak aduh kasihan Halimah dan
berdosalah aku, Tuhan tolonglah hamba-Mu ini.”
Pak Togar
Nak
Masrul… abah tahu ini berat untukmu tapi ini permintaan abah dari dalam hati
yang dalam.
Masrul
Baiklah
Bah, saya mau rujuk dengan Halimah semoga dengan lembaran baru nanti akan lebih
baik.
Pak Togar
Amiin.
Terimakasih nak Masrul
Babak XI
Rasmani masuk dengan membawa tas untuk
berangkat mengajar
Rasmani
(masuk
dengan langkah pasti hendak ke sekolah)
Jamilah
Non..non
Rasmani tunggu non!
Rasmani
Ada
apa mbak?
Jamilah
Aku
nyari-nyari non Rasmani dari kemarin gak ada, ini non ada kabar dari
orang-orang….
Rasmani
Kabar
itu, tentang bang Masrul yang pisah dengan Halimah. Bang Masrul janji akan
menikahi aku mbak, aku bahagia mbak!
Jamilah
(Ekspresi
kasihan) kabar tentang itu mbak juga denger non, tapi ini bukan tentang kabar
itu, dan masih menyangkut Masrul juga non….
Rasmani
Bang
Masrul (ceria), bang Masrul sudah pulang ya mbak…? Kapan mbak…?
Jamilah
(Serba
salah) Masrul rujuk dengan Halimah non!
Rasmani
(Terdiam
menggelenkan kepala tak percaya) tidak… tidak… mbak. Itu tidak mungkin terjadi
mbak…? (menangis)
Jamilah
Itulah
kabar yang mbak dengar non, ini ada surat buat non dari Masrul, kemarin pak Pos
menitipkan pada saya. (Mengasihkan surat) yang sabar non.
Rasmani
(Membuka
surat) “Assalamualaikum… Rasmani abang ingin kabarkan sesuatu pada Rasmani.Abah
rujuk dengan Halimah, abang tak tega melihat keadaannya dan abah ibunya baru
saja meninggal dan abah sering sakit-sakitan.Abang mohon maaf Rasmani taka da
maksud di hati abang untuk melukai Rasmani.Maafkan abang. Wassalamualaikum….”.
(Rasmani lemah dan lalu pingsan)
Jamilah
(Kebingungan
dan berteriak minta tolong) tolong…!!! Tolong…!!! Bang tolong!!!!!!!!!!!!!!!!!
(exit)
Babak XII
Setting di rumah Rasmani.
Rasmani terbaring sakit dengan infus
yang terpasang di tubuhnya iba terasa melihat keadaan Rasmani.Dalipah hanya
dapat berdoa dan menitikkan airmata.
Dalipah
Ya
Allah beri kekuatan padaku untuk menerima ini (menangis) ku mohon jangan Kau
ambil adikku tercinta, lebih baik aku yang Engkau ambil aku ikhlas ya Allah…
Datanglah
mbak Jamilah dengan membawa buah.
Jamilah
Assalamualaikum…
non bagaimana keadaan non Rasmani? Sudah dikasih kabar belum bang Masrul non?
Dalipah
Waalaikumsalam…
(menangis) belum ada perubahan mbak, aku takut mbak, aku takut kalau terjadi
hal yang tidak tidak dengan adikku mbak? (Memeluk Jamilah) Masrul sudah aku
kabari mbak.Esok insyaallah dia datang mbak?
Jamilah
Sabar
non, semua akan baik-baik saja insyaallah.
Samar-samar terdengar suara Rasmani.
Rasmani
Bang…
bang Masrul… yuk… aku ta…
Jamilah
Non
Rasmani non.
Dalipah
Ini
ayuk dek, cepat sembuh dek, bang Masrul sudah ayuk kasih kabar, insyaallah esok
bang Masrul datang.
Jamilah
Ia
non, non gak usah mikir yang berat-berat dulu, biar cepat sembuh.
Rasmani
Yuk
ada yang mau kusampaikan…
Dalipah
(Menganggukkan
kepala)
Rasmani
Aku
sudah tidak tahan lagi yuk, sepertinya sampai saat ini saja aku menemani yunda,
aku titip pesan kepada bang Masrul, mohon maafkan segala kesalahanku. Aku juga
minta maaf yunda kalau selama ini aku banyak salah dengan yunda dan mbak
Jamilah.
Dalipah
(Menangis
dan meneloh-tolehkan kepala dengan ekspresi sedih) adek tidak boleh bicara
begitu, kau pasti kuat dek…
Rasmani
(Perlahan
menutup matanya dan melafadzkan syahadat, lalu tiadalah rasmani)
Dalipah
(berteriak sekuatnya sambil menangis) dek…..!!! tidak!!!
(Suasana haru dan kelam anginpun seolah
berhenti menyapa tatkala nafas Rasmani terhenti, nafas cinta yang tak pernah
luntur, cinta yang suci, cinta yang mengharapkan keridhoanNya.Cinta tidak
pernah menyadari keberadaannya hingga tiba saat perpisahan, airmata tak
tertahan lagi bagai samudera yang mengalir deras di pipi Rasmani, cinta memang
luar biasa tuahnya hingga tak dapat ada yang bisa menggantikannya, benar kata
M. Iqbal dalam syairnya “Aku ragu akan ada dan tiadaku namun cinta mengumumkan
aku ada).
Babak XIII
Setting di makam, Dalipah, Mbak Jamilah, Togar, Jarwo,
Pak Pos berdiri mengitari makam Rasmani.
Masuklah Masrul dengan tergesa-gesa dengan membawa Tas Ransel.
Masrul
(Berteriak)
Rasmani…!!! (Berlari ke makam Rasmani, lalu memeluk makam Rasmani dan menangis
tersedu-sedu) tidak!!!!!!! Ini tidak mungkin, tidaaak!!! maafkan abang dek
yang selalu mempermainkanmu, maafkan
abang…. Maafkan abang Rasmani….!!!
TAMAT
Catatan:
Adaptasi Roman KALAU TAK UNTUNG Karya Selasih
Naskah ini kupersembahkan untuk anakku tercinta M. ziyad Zuhair Assauqi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar