teks berita (membuat teks berita)

  Cara Membuat Teks Berita        Pernahkah kalian mendengar berita dan membaca berita baik di media cetak atau elektronik atau juga di media sosial? Tentunya pasti pernah. Pertanyaan berikutnya apakah kalian sudah pernah menulis sebuah berita? Bisa jadi sudah dan bisa jadi belum. Menulis merupakan pekerjaan yang tingkatannya paling sulit dalam tahapan kecakapan berbahasa. Sehingga kemampuan menulis harus sering diasah agar kemampuan menulis lebih baik lagi.           Berikut beberapa tahapan dalam menulis teks berita: 1.    Menentukan kejadian atau peristiwa. Peristiwa di sekitar kita pasti banyak dan itu bisa jadi sebuah berita. Pilihlah peristiwa yang sifatnya baru (aktual), unik.    2.    Sumber Berita. Sumber berita adalah narasumber atau orang yang mengalami dalam peristiwa tersebut. Usahakan dalam menentukan peristiwa atau kejadian kalian menguasai betul hal-h...

naskah drama "Derita Tak Kunjung Reda"

DERITA TAK KUNJUNG REDA

Karya  M. Anwar Nurkholis

Adaptasi  Roman KALAU TAK UNTUNG Karya Selasih

 

 

Babak I

 

Monolog

Lengkaplah sudah penderitaanku bang, kau kejutkan aku dengan perjodohanmu dengan Aminah, sekarang kau inginkan aku mengajari Aminah. Tak cukup dengan itu kau kembali menghancurkan hatiku dengan menikahi Halimah.Lengkaplah sudah derita karenamu bang.Aku tak sanggup untuk melihat matahari di esok hari dan menuai embun yang ranum. Aku tak berdaya, deritaku tak habis-habisnya nasip untuk jauh rasanya dariku, begitu kata Rasmani,, hingga akhir hayatnya cinta Rasmani tak pernah lekang pada Masrul, sedang Masrul yang kini harus menanggung duka nestapanya tatkala melihat jasad Rasmani terkubur dengan cintanya. Aku ragu akan ada dan tiadaku namun cinta mengumumkan aku ada.

Suasana haru dan kelam anginpun seolah berhenti menyapa tatkala nafas Rasmani terhenti, nafas cinta yng tak pernah luntur, cinta yang suci, cinta yang mengharapkan keridhoanNya.Cinta tidak pernah menyadari keberadaannya hingga tiba saat perpisahan, airmata tak tertahan lagi bagai samudera yang mengalir deras di pipi Rasmani, cinta memang luar biasa tuahnya hingga tak dapat ada yang bisa menggantikannya, benar kata M. Iqbal dalam syairnya “Aku ragu akan ada dan tiadaku namun cinta mengumumkan aku ada.

 

Di panggung nampaklah property kursi, meja dan duduklah bapak Sinaro

 

Sinaro 
Ya Alloh semoga apa yang aku jalani ini membawa berkah. Hrta, pangkat usia, adalah karuniaMu. (lalu duduk melamun) seandainya aku tidak jatuh miskin Dalipah dan Rasmani hidupnya tidak seperti saat ini

 

Lalu masuklah Dalipah

 

Dalipah
Pak… pak…! (Terus memandang Pak Sinaro)

 

Sinaro
(Tersadar dari lamunannya) Da... Dalipah, ada apa nak?

 

Dalipah
(Menggelehkan kepala) bapak mikirin apa?

 

Sinaro
gak… gak ada nak, bapak gak mikirkan apa-apa

 

Dalipah
Oia ini pak tehnya…

 

Sinaro
Terima kasih nak.Oya Rasmani sudah siap untuk berangkat sekolah?

 

 

Dalipah

Sudah pak. Bapak hari ini mau ngantar Rasmani sekolah?

 

Sinaro
Inginnya begitu Pah, tapi kau lihat hari hujan.

 

Dalipah

Kalau begitu biar Dlipah saja pak yang ngantar adek.

 

Dari dalam terdengar suara ibu Sinaro

 

IbuSinaro
Biar ibu saja yang ngantar Rasmani (sambil masuk ke panggung) kamu beres-beres rumah saja nak.

 

Dalipah
Ya bu, aei cindo nian adikku ini (sambil membelai rambut Rasmani)

 

Rasmani

Pak Rasmani berangkta sekolah dulu ya, doakan Rasmani jadi anak yang pintar dan tercapai cita-citaku, yaitu jadi guru.

 

PakSinaro
(Tersenyum) ya nak, bapak akan berdoa dan berbuat yang terbaik untuk Rasmani.

 

IbuSinaro
Pak, Pah ibu berangkat dulu ya.

 

Rasmani
Rasmani sekolah dulu pak, yuk.

 

PakSinaro

Hati-hati ya di jalan.

 

Rasmani dan Ibu

(Mengganggukkan kepala dan tersenyum)

 

Dalipah

Ipah ke belakang dulu pak.

 

Pak Sinaro

Ya nak (menghela nafas panjang) Rasmani kini sudh tambah dewasa dia cantik, cerdas, rajin, ya Alloh karuniakanlah kebaikan kepada putri-putri kami. (exit)

 

 

Babak II

Ibu Sinaro dan rasmani kehujanan mereka memakai pelindung dari daun pisang.

 

IbuSinaro
Alhamdulillah hujannya sudah agak reda nak.

 

Rasmani

Ia bu tapi bukuku basah bu

 

Ibu Sinaro

Besok biar bapak beli yang buku yang baru untuk mengganti buku yang basah in ya nak.

 

Muncul masrul dengan berpayung

 

Ibu Sinaro

Nak Masrul baru berangkat juga ya?

 

Masrul

Ia bu, hari hujan jadi nunggu agak reda. Oya bir Rasmani berangkat denganku bu. Sepertinya hujannya akan bertambah deras.

 

Ibu Sinaro

Gak usah ak, takut kalau ngerepoti nak Masrul

 

Masrul

Tidak bu, Masrul malah senang bisa membantu ibu.Kalau boleh mulai sekarang bir Masrul yang menjemput dan mengantar Rasmani.

 

Rasmani

(malu-malu)

 

 

Ibu Sinaro

Kalau begitu terimakasih banyak nak Masrul

 

Masrul

Sama-sama bu.

 

Ibu Sinaro

Adek berangkat dengan nak Masrul ya, kalau begitu ibu pulang duluan.Jaga rasmani baik-baik ya nak Masrul.

 

Masrul

Insyaallah bu.

 

Ibu Sinaro keluar panggung, Masrul dan Rasmani berangkat bersama.Lalu menggerakkan badan membalik dan mengarahkan paying kedepan lalu membuka payung kembali.Nampaklah mut Rasmani dan Masrul dewasa.

 

 

Babak III

 

Masrul

Pagi masih begitu pagi

Kau selalu mengisi waktuku

Dalam tiap detik langkahku

Hari ini laksana taman yang ranum

Diantara barisan bunga kau ada di sana

Aku ingin menyekamu dalam keadaan

Tawa, sedih, itu niatku adanya. By: Anwar

 

Rasmani

Semoga kau mengerti untuk tidak membuatku

Menangis di ujung senja

Sebab pelarianku bersama zaman

Adalah kisah air mata yang tak pernah kering

Penuh dengan lakon-lakon beku

Sentuhan binak-binal sejarah yang menggeraypi

Semoga kau mengerti untuk tidak memintaku

Menangis di ujung senja. By: Fakhira Akasia

 

 

Masrul

Tak akan kubiarkan hatiku membuat tangis untukmu

Karena jiwaku dalam tautanmu

Tangismu takkan kubiarkan menetes

Seperti embun yang meretas pagi

Izinkan aku menjadi imammu yang mendampingi

Dari hari hari ini hingga senja nanti

 

Rasmani

Bang masrul aku ragu akan itu kau tahu keadaanku.

 

Masrul

Kalau kaki telah kuayaun pantang untuk ku mundur, ku tak lihat kau dari harta atau dari status social lainnya

 

Rasmani

Kau orang yangberada bang, orang tuamu pasti tidak akan merestui kita

 

Masrul

Aku bisa jelaskan ke mereka, yang jelas au sudah bulat denganmu.

 

Rasmani

Kita tidak boleh mennetang orang tua bang, durhaka kita

 

Masrul

Aku tidak akan menentang mereka. Aku akan bermusyawarah dengan mereka. Aku ingin hubungan kita halal. Tidak seperti pemuda ataupun pemudi yang lain, mereka tega berbuat maksit atas nama cinta, dan mereka tidak sadar yang mereka perbuat itu merusak nama baik diri mereka dan orang tua mereka.

 

Rasmani

Kalau hati sudah menyatu

Tak lagi ingat iman di kalbu

Dan nafsu yang menggelayuti tiap detik hati dan rindu

Perbuat keji dan hina tak lagi dihalau. By: Anwar

 

Masrul

Malam ini aku akan kerumahmu. Untuk menyatakan niatku.

 

Rasmani

Ya bang mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan untuk kita. Amiin.

 

Masrul

Amiin.Sampai ketemu nanti dek. Assalam….

 

Rasmani

Waalaikumsalam…

(Rasmani dan Masrul keluar panggung dengan arah berlwanan)

 

Babak IV

Di rumah rasmani duduk ibu dan pak Sinaro

 

Ibu Sinaro

(Menghitung uang) ini hasil jualan kita hari ini pak, dan ini uang dari rasmani, katanya untuk kebutuhan kita sehari-hari.

 

Pak Sinaro

Alhamdulillah.Oia bu Rasmani sudah dewasa, kira-kira dia sudah ada pandangan belum tentang jodoh?

Ibu Sinaro

Ibu juga tidak begitu paham pak. Mungkin Rasmani masih ingin menikmati kerjaannya sebagai guru pak.

 

Pak Sinaro

(Mengangguk-anggukan kepala)

 

Masuklah Dalipah membawa kue

 

Dalipah

Rasmani masih menikamti pekerjaannya pak, dia gadis baik tentunya dia sudah menyiap semuanya dengan baik juga pak. Ini pak bu dicicipi kue dadar buatan Dalipah.

 

Pak Sinaro dan ibu serta Dalipah menikmati kue dadar

 

Dalipah

Bagaimana pak bu rasanya?

 

Pak Sinaro

Bapak tidak menyangka, kok rasanya begini (penuh Tanya)…

 

Dalipah

Begini gimana pak?Gak enak ya pak

 

Pak Sinaro

Kok kayak gini… enaaak! (tertawa kecil)

 

 

Dalipah

Bapak buat Dalipah penasaran saja.

 

Ibu Sinaro

Benar pah enak sekali kue buatanmu.

 

Lalu muncul Masrul

 

Masrul

Assalam…

 

Semua

Waalaikumsalam…

 

Ibu Sinaro

Eee. Nak Masrul ayo nak masuk

 

Dalipah

Ia bang ayo masuk

 

Masrul

Terimakasih bu, pak, mbak.

 

Ibu Sinaro

Kebetulan sekali, ini coba kue dadar buatan Dalipah

 

Masrul

Ia bu (Masrul makan)

 

Pak Sinaro

Sendirian saja nak Masrul?

 

Masrul

Ia pak sudah terbiasa kalau jalan sendiri lebh nyaman

Dalipah

Bang Masrul tumben main kerumah, apa ada yang bisa kami bantu bang?

 

Masrul

(Tersipu malu) sudah lama saya gak ke sini jadi kangen dengan suasana rumah ini yang tenang.Oia Rasmani nya ada bu?

 

Ibu Sinaro

Ada nak, mungkin dia lagi mengoreksi tugas-tugas muridnya.Dalipah kamu panggilkan Rasmani dan sekalian buatkan Masrul minum ya.

 

Dalipah

Ia bu. (berjalan keluar lalu muncul lagi) bang Masrul mau minum apa?

 

Masrul

(Terkejut) aa…ap…apa saja.

 

Pak Sinaro

Dalipah tak baik buat orang terkejut begitu.

 

Dalipah

(Tertawa lalu keluar)

 

Ibu Sinaro

Maafkan Dalipah nak, oya dimakan lagi kuenya, sembari menunggu rasmani

 

Masrul

Ia bu.

 

 

Babak V

Rasmani masuk sambil membawa minum bersama Dalipah

 

Rasmani

Sudah lama bang datangya?

 

Masrul

Baru saja (tersenyum)

 

Rasmani

Tehnya diminum bang, maaf Cuma the adanya bang.

 

Masrul

Gak apa-apa, abang malah gak enak ngerepotin. Oya pak, bu, kedatanganku yang pertama adalah silaturahim, selanjutnya saya ingin…

 

Dalipah

Ingin melamar Rasmani ya bang?

 

Rasmani

Yuk jangan memotong pembicaraan bang masrul

 

Pak Sinaro

Ia Pah, biar bang Masrul menjelaskan dulu maksud kedatangannya ke sini.

 

 

 

Masrul

(Menarik nafas) maksud kedatangan saya adalah untuk melamar Rasmani pak bu.

 

Ibu Sinaro

(Terkejut) apa sudah nak Masrul pikirkan masak-masak?

 

Pak Sinaro

Ia nak apa sudah kau pikirkan masak-masak, rencanamu itu?

 

Masrul

Sudah pak bu.

 

Dalipah

Kami senang bang dengan niat baik abang, tapi bang benar kata ibu dan bapak, abang tahu sendiri keadaan kami.

 

Pak Sinaro

Kebahagiaan orang tua adalah kebahagiaan anak juga.t

K ada orang tua yang tak bahagia bila anaknya juga bahagia. (menghela nafas) ada semacam keraguan dalam diri kami nak, kau tahu sendiri kami keluarga tidak berada. Jauh sekali dengan keadaan keluargamu yang serba ada, jika diibaratkan kami bumi dan kamu langit.

 

Ibu Sinaro

Saling cinta dan sayang itu baik, tapi itu semua kadang juga harus dipikirkan.Kami khawatir orang tua nak Masrul tak dapat menerima Rasmani nantinya.

 

Pak Sinaro

Orang menikah itu bukan hanya sebatas dengan istri atau suaminya saja, tetapi juga dengan keluarganya.Bapak sarankan nak Masrul musyawarah baik-baik dengan keluarga dulu.

 

(Tiba-tiba muncul bapaknya Masrul)

 

Pak Sihar

Masrul!!! Cukup sampai disini kau berhubungan denga Rasmani!!! (marah).

(semua terkejut)

Maaf kami tidak dapat menerima keluarga anda sebagai besan kami, anda tahu sendiri kami orang berada sedangkan anda apa… apa yang mau dibanggakan!? Yang ada Masrul akan sengsara jika menikah dengan Rasmani.

 

(Ibu Sinaro menangis sambil memeluk Rasmani sedangkan pak Sinaro hanya tertegun)

 

Dalipah

Pak sihar yang terhormat! Kami memang orang tak punya,tapi setidaknya kami masih punya tatakrama, tidak seperti anda! Kami sudah menduga sebelumnya,, Masrul dan Rasmani memang saling mencinta tapi kami sadar rasmani tak punya apa-apa.

 

Pak Sihar

Baguslah kalau kalian paham. Sampai kapanpun  ibarat kata matahari terbit dari barat aku tidak akan pernah menerima Rasmani. Ayo kita pulang Rul! (pak Sihar keluar)

 

 

 

Masrul

Maafkan kelakuan bapak saya pak bu, begitulah watak bapak.Saya juga heran kenapa selalu harta, dan status social yang diutamakan.

 

Pak Sinaro

Begitulah manusia nak, kita serahkan semuanya kepada Allah SWT.

 

Masrul

Kalau begitu saya mohon pamit pak bu, yuk, dek Rasmani. Assalam…

 

Rasmani

(Memeluk ibu) maafkan Rasmani bu (mnangis)

Dalipah

Sudah bu gak usah terlalu dimasukkan kehati.Ibu sekarang istirahat dulu.

 

Rasmani

Maafkan Rasmani bu….

 

Ibu Sinaro

Ibu dan bapak selalu memaafkan kamu nak.

 

Dalipah dan Rasmani membawa ibunya keluar.Tinggal pak Sinaro di panggung.

 

Pak Sinaro

(Menghela nafas dan mengusap dada) kami hanya hamba-Mu yang lemah, kami adalah para actor-Mu, baik dan buruk kmi serahkan semua padamu.Amiin.

 

 

Babak VI

Setting berubah di rumah pak Sihar

Di ruang tamu hanya ada pak Sihar dan Bu Sri

 

Pak Sihar

Dimana Masrul bu?

 

Ibu Sri

(dari dalam) mungkin kasih di belakang pak, ngasih makan bebek. (keluar dengan membawa kopi) emangnya ada apa pak? Sepertinya serius sekali!

 

Pak Sinaro

Ini bukan hanya serius tapi jurius

 

Ibu Sri

Apa itu pak jurius?

 

Pak Sinaro

7x serius bu.

 

Ibu Sri

Ya ibu tahu.Tapi mbok ya yang lembut pak ngomongnya.Seperti kita dulu masih muda.

 

Pak Sinaro

Ibu ini lebay, (panik) buruan bu panggil Masrul!

 

 

Ibu Sri

Sekarang pak?

 

Pak Sinaro

Gak tahun depan bakda subuh bu! Ya sekaranglah bu.

 

Ibu Sri

Ia..ia… (kelur)

 

Pak Sinaro

Apa ada yang salah dengan pikiran Masrul. Bisa-bisanya dia mau menikahi gadis dari keluarga miskin itu.

 

(Masrul masuk dan ibu Siti masuk)

 

Pak Sinaro

Masrul duduk.Bapak mau ngomong, ini penting.

 

Masrul

(Duduk dan menundukkan kepala)

 

Pak Sihar

Masrul apa kau serius mau menikah?

 

Masrul

(Menganggukkan kepala)

 

Pak Sinaro

Bapak bersedia menikahkanmu, tapi dengan syarat… bukan dengan Rasmani!

 

Masrul

(Terkejut) tapi pak….?...

 

Pak Sinaro

Tidak ada tapi-tapian.Apa kau kira cinta saja bisa membuat bahagia?! Kau lihat kebanyakan orang sekarang mereka menikah hanya bermodal cinta akhirnya berantakan rumah tangganya.Cinta tidak menjamin kebahagian Rul?

 

Ibu Siti

Pak tidak seharusnya kita berbuat seperti ini, Masrul sudah dewasa pak. Dia tahu mana yang terbaik baginya.

 

Pak Sinaro

Ibu terlalu memanjakan anak!

Ibu Siti

Bukankah kalau kita menikahkan Masrul dengan Rasmani kita mengangkat derajat keluarga Rasmani?

 

Pak Sinaro

Apapun alasannya bapak tidak akan setuju! Masrul menikah dengan Rasmani, aku akan menjodohkan Masrul dengan Aminah anak mamak.

 

Masrul

(Menarik nafas) kalau itu keinginan bapak, Masrul akan turuti (tegak) tapi pak, hati Masrul tetap pada Rasmani, dan tak akan pernah luntur.

 

 

 

 

Ibu Siti

(Menghampiri masrul) sudah Rul kau turuti kata bapakmu, tentunya kau tak ingin jadi anak durhaka, sia-sia ilmu agama yang kau dapatkan jika kau durhaka dengan orang tua.

 

Pak Sinaro

Bapak sudah bicara dengan mamak, dia setuju dan Aminah juga.Besok kita berangkat ke rumah mamak, kau sekali-kali bahagiakan orang tuamu ini Rul.

 

Ibu Siti

Sabar nak, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, kita serahkan kepada Allah SWT.

 

Exit

 

 

Babak VII

Di halaman rumah Rasmani. Rasmani lagi menyapu, lalu muncullah pak pos

 

Pos

Permisi non…

 

Rasmani

Ia pak, ada yang bisa saya bantu?

 

Pos

Apa benar ini rumahnya Rasmani

 

Rasmani

Benar pak. Saya sendiri Rasmani (ekspresi bertanya-tanya)

 

Pos

Alhamdulillah saya tadi mutar-muter nyari rumah non. Ini ada surat untuk non.

 

Rasmani

Dari siapa pak?

 

Pos

Wah kurang tahu non, dalam amplop itu tidak tercantum nama pengirimnya. Yang pasti itu dari orang yang dekat dengan non dan kenal sekali dengan non. Saya pamit dulu non, masih banyak job yang harus saya selesaikan.

 

Rasmani

Ia pak, terimakasih suratnya.

 

Pos

Kembali kasih non (tersenyum) mari non,(berjalan dan kemudia berhenti melihat Rasmani). Sempurna Andra n The Backbone, ini dia Siti Nurbaya abat modern cantik sekali, pantas saja bang Masrul cinta mati sama dia.

 

Rasmani

Ada yang ketinggalan pak!

 

Pos

(terkejut) eee…eee…enggak non, gak ada (keluar menabrak pintu)

 

 

Rasmani

(tertawa kecil) ada-ada saja (menggelenkan kepala) surat dari siapa ya. (kemudian Rasmani membuka pelan-pelan surat tersebut)

 

Assalamualaikum….

                Hari masih begitu pagi sampai embunpun belumlah kering di dedaunan. Rasmani aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Kegundahanku bercampur baur dengan kesedihanku. Aku tak sanggup mengatakan ini padamu,tapi ini harus ku katakana. Aku dijodohkan dengan Aminah anak mamak, aku benar-benar hancur luluh.Dengan penuh terpaksa perjodohan itu aku terima walau tak ada rasa cinta.Tak ada sedikitpun rasa cinta padanya. Tapi percayalah Rasmani hatiku tak akan pernah berpaling darimu. Esok aku akan menemuimu, kutunggu kau di tepi desa jam 03.00 WIB.

                                                                Dariku Bang Masrul

Rasmani

Genaplah sudah deritaku bang.Ku tak sanggup terima ini.Aminah adalah adik temanku.Aku hanya bisa pasrah. Semoga ini yang terbaik buat kita bang Masrul.

(Rasmani meneteskan air mata sambil meremas suart dari Masrul muncul koor menyanyikan lagu seroja).

 

 

Babak VIII

Disebuah warteg mbak Jamilah, Togar, dan Jarwo. Jarwo sedang asyik ngobrol dengan mbak Jamilah

 

Togar

Alamak aku cari-cari kau Jarwo, ternyata kau ada di sini.Temani mbk Jamilah dengan secangkir kopi hangat, alamak nikmat kali kau. Begitu indah hidup kau

 

Jamilah

Bang Togar sekarang sudah pandai berpuisi rupanya.

 

Jarwo

Ia mbakyu, sudah jadi seniman bang Togar ini.

 

Togar

Seniman romantis aku ini mbak (rokok makan gratiiis). Bolehkan aku duduk mbak Jamilah sambil memesan kopi manis..

 

Jamilah

Ya silahkan to bang

 

Togar

(Togar duduk) yang manis mbak, Jarwo mbak Jamilah! Kalian sudah dengar belum?

 

Jarwo

Sudah.Dengar berita kambing pak Darmo beranak enam.

 

 

Togar

Alamak! Kambing saja yang ada dipikiranmu.Ini kabar tentang Rasmani.

 

Jamilah

(Haaah) Rasmani, ada apa dengan Rasmani bang!!!

 

Togar

Masrul oleh bapaknya dijodohkan dengan Aminah, ana mamaknya

 

Jarwo

Lhooo… bukannya masrul itu sangat mencintai Rasmani?

 

Jamilah

Ia bang Togar, setahu saya juga begitu.

 

Togar

Aku juga tahu itu, tapi kalian tahu sendiri Masrul anaknya orang kaya di desa kita ini.Sedangkan Rasmani hidupnya pas-pasan.

 

Jamilah

Dasar bapaknya Masrul aja yang matre.Segalanya diukur dengan uang.

 

Jarwo

Yang mau menjalanikan Masrul dengan Rasmani.

 

Togar

Aku tak mengerti, beginilh cinta deritanya tiada akhir.

 

(Semua tertawa)

 

Jamilah

Seesssttt, ada cek Rasmani

 

Rasmani masuk berjalan pelan-pelan

 

Jamilah

Mau kenapa cek?

 

Togar

Alamak kenapa mbak! Bukan kemana.

 

Jamilah

Ia maksud ku begitu bang Togar! Cek Rasmani mau kemana?

 

Rasmani

Mau ke rumah pak Burhan mbak, ada rapat sekolah.

 

Jarwo

Gimana kabar dengan bang Masrul cek?

 

Rasmani

(Eksresi sedih) baik bang. Oia Rasmani berangkat dulu bang mbak, takut kalau terlambat. Assalamualaikum….

 

Semua

Waalaikumsalam

 

Jamilah

Kasihan Rasmani gadis baik itu jadi korban mabuk harta oleh bapakya Masrul.

 

 

Togar

Zaman sekarang yang punya uang yang menang mbak!

 

 

Jarwo

Ia contohnya penerimaan CPNS gak bisa dipungkiri lagi yang ada uang yang jadi, sama seperti pilkada atau pilkadal lah itu, yang ada uang yang menang!

 

Jamilah

Ia… mereka itu memang waras tapi gak waras, gak ingat dengan jasa para pahlawan, dikira negeri ini punya nenek moyangnya. Kesal aku!!!

 

Togar

Kita doakan mereka-mereka segera tobat sebelum mati!

 

Semua

Amiiin

(Exit)

 

Babak IX

Di panggung Nampak Masrul dan Aminah

 

Masrul

Sudah jam 3.30 Rasmani belum datang ada ada halangan?

 

Aminah

Bagaimana bang, cik rasmani kok belum datang?

 

Masrul

Kita tunggu sebentar lagi,, Rasmani pasti datang, abang tahu bagaimana sifat Rasmani, tak mungkin ia ingkari janji.

 

Aminah

Bang aku tidak enak dengan cik Rasmani, sebagai wanita aku bisa merasakan apa yang cik Rasmani rasakan bang.

 

Masrul

Tak apa Min. Rasmani akan bersifat lapang dada abang yakin itu. Nanti kalau abang telah menjelaskan tentang keberangkatan abang ke bukit tinggi, kau segera pamit.

 

Rasmani masuk 

 

Rasmani

(Masuk dengan ekspresi malu bercampur dengan  kesal sambil menundukkan kepala)

Maaf bang aku terlambat.

 

Masrul

Ia gak papa silahkan duduk, sebelumnya abang minta maaf kalau mengganggu kesibukan dek Rasmani dan Aminah.

 

Rasmani

Tak apa-apa bang

 

Masrul

Maksud abang mengumpulkan kalian berdua adalah ingin berpamitan dengan kalian berdua.Abang ingin pergi ke Pariaman untuk bekerja.Aku nitip Aminah padamu Rasmani.

 

Rasmani

(Canggung) Insyaallah bang, abang lama ke bukit tingginya?

 

 

 

Masrul

Kurang lebih satu tahun, sebenarnya berat bagi abang, tapi bagaimana lagi ini tuntutan profesi.Dan aku harus menyiapkan dari sekarang tatanan masa depanku.

 

Aminah

Ia bang, oya bang, cik aku pamit dulu, ada pekerjaan di rumah yang belum aku selesaikan.

 

Masrul

Hati-hati Min di jalan

 

Aminah

Ia bang, mari cik, Assalamualaikum…. (Aminah keluar)

 

Masrul

Selain aku berpamitan ada hal yang penting lagi ingin aku utarakan denganmu.

 

Rasmani

Tentang apa bang?

 

Masrul

Tentang Aminah. Tak sedikitpun aku mencintai Aminah, aku terpaksa menerima perjodohan itu karena aku tak ingin durhaka pada bapakku.

 

Rasmani

Ia bang, aku mengerti.

 

Masrul

Aku tetap mencintaimu.Dan ini yang terpenting.Aku mohon kau mengajar Aminah.

 

Rasmani

(Terkejut) apa bang!!! Mengajar Aminah, aku tak sanggup bang, bertambah hancur hatiku bang, Aminah adalah tunangan abang, sedangkan aku… abang tau sendiri…. Aku tak sanggup untuk itu bang (menangis)

 

Masrul

(Panik dan menarik napas) tak ada orang sebaik kamu.Abang tau reputasimu dek, itu yang membuatku percaya padamu. Abang mohon sekali ini kau bantu abang.

 

Rasmani

Tidak bang (menggelengkan kepala) aku tak sanggup untuk itu bang.

 

Masrul

Dengar aku, aku bisa saja membawamu lari. Tapi apa kita tega mengotori nama baik orang kita dek. Kumohon kau mengerti dengan keadaan ini (menangis).

 

Rasmani

(Luluh) baiklah bang, baik aku bersedia mengajari Rasmani, walau sakit perasaan ini.

 

Masrul

Terimakasih atas semua dek.Aku tak tahu harus bagaimana membalasnya.

 

 

Rasmani

Oia bang (mengusap airmata) hari sudah senja, aku pamit dulu bang.

 

Masrul

Ya dek, hati-hati di jalan kalau kau ada waktu besok bisa mengantar aku di terminal.

 

Masrul

Kenapa masih ada diskriminasi hanya gara-gara harta.Rasmani percayalah kau tetap tinggal dalam jiwaku selamanya.

 

 

Babak X

Tiga bulan kemudian

Rasmani

(Menyapu halaman) apa kabarnya bang Masrul di Pariaman? Dan apa kabarnya juga dengan Aminah apakah mereka jdi menikah?

 

(Pak Pos masuk)

Pos

Assalam… permisi cik. Ini ada surat buat cik dari Bukit Tinggi.

 

Rasmani

(Senang) apa surat ini dari bang Masrul pak?

 

Pos

Insyaallah begitu cik. Ni ada tulisannya (membaca) dari Masrul untuk Rasmani!

 

Rasmani

Ia benar dari bang Masrul. Terimakasih ya pak.

 

Pos

Sama-sama cik.Saya permisi cik masih banyak job cik.

 

Rasmani

Ia pak. (Perlahan Rasmani membuka surat dari Masrul)

“Assalam… semoga rahmat dan keselamatan Allah tetap tercurah bagi kita.Dek apa kabarmu? Abang di sini baik-baik saja. Abang ingin kabarkan padamu bahwa abang tidak  jadi menikah dengan Aminah, aminah telah menikah duluan dengan orang lain. Rasmani abang ingin bertemu denganmu. Kalau telah cukup bekalku abang akan pulang dan ingin menikah denganmu. Doakan abang sukses.Ini dulu yang dapat abang kabarkan padamu, lain kali kita sambung lagi.

Wassalam….”.

 

Rasmani

Rasmani selalu berdoa yang terbaik untuk bang Masrul. (melihat jam) sudah jam delapan aku harus ke pasar. (Rasmani bergegas ke pasar).

 

 

(Ketika di tengah jalan rasmani bertemu dengan mbak Jamilah)

 

Jamilah

Mau ke pasar non?

 

Rasmani

Ia mbak, mau beli sayuran, mbak Jamilah mau ke pasar juga?

 

Jamilah

Ia non, mau beli pisang dan kol buatan gorengan. Oia non sudah dengar kabar belum?

 

Rasmani

Kabar apa mbak?

 

Jamilah

Lho beneran non Rasmani belum dengar?

 

Rasmani

Ia mbak benar, memangnya kabar apa mbak?

 

Jamilah

Waduh-waduh non Rasmani bagaimana to. Kabar ini sudah menyebar luas non. Kabar tentang Masrul!

 

Rasmani

Emmm (menganggukkan kepala) aku sudah dengar, bang Masrul tidak jadi menikah dengan Aminah, kabar itukan mbak?

 

Jamilah

Ia itu yang pertama, kabar yang keduanya, Masrul itu menikah dengan gadis Pariaman non kalau gak salah namanya Halimah.

 

Rasmani

(tersentak) benar mbak kabar itu?

 

Jamilah

Benar non, oia mbak duluan non.

 

Rasmani

Bang Masrul tega sekali kau bang? Tak kusangka kau begitu kejam, taka da habis-habisnya kau lukai aku bang! (menangis).

 

 

Babak XI

Di rumah Rasmani Dalipah duduk di teras menunggu Rasmani

 

Rasmani

Assalamualaikum….

 

Dalipah

Waalaikumsalam…. Dek ada surat dari bang Masrul, kakak letakkan di kamar tamu. Kakak mau ke tempat bu Darma.Kakak pergi dulu ya.

 

Rasmani

Ia yuk (masuk dan memandangi surat Masrul lama-lama, seoalah tak segan untuk membacanya, namun Rasmani perlahan memngambil surat itu)

                “Assalamualaikum… maaf dik aku kembali kasih kabar padamu, abang minta maaf abang tak pernah cerita padamu, kalau abang di Pariaman telah menikah, abang sering cekcok dengan Halimah, padahal abang sudah mencoba untuk jadi suami yang baik untuk Halimah tapi abang tak bisa, abang minta saran darimu, apa yang harus abang lakukan untuk menghadapi Halimah orang tuanya banyak tuntutan. Tapi rasanya pernikahan abang dengan Halimah tak akan lama. Sekali lagi maafkan abang, jika abang pulang ke Bukit Tinggi berarti abang telah cerai dengan Halimah. Wassalam…”

(Rasmani diam tanpa kata, ekspresinya datar)

Babak XII

 

Masrul

Aku sudah bosan dengan tingkahmu!Terlalu banyak tuntutan.Kau tak menyadari keadaanku. (Membentak Halimah dan melempar gelas)

 

Halimah

Bang kau seharusnya berpikir dengan sehat, beruntung kau telah menikah denganku, kau bisa dapatkan apapun yang kau inginkan, tapi kau tak pernah mengerti itu bang!

 

Masrul

Kau anggap aku ini benalu! Ingat halimah, aku tak pernah menyanyangimu.Aku sudah bosan dengan keadaan ini.

 

 

Halimah

Lalu abang maunya apa? 

 

Masrul

Aku akan pulang ke Medan. Aku tak sanggup hidup denganmu lagi, kau tak cocok dengan kehidupanku.

 

Halimah

Baiklah bang! Sekarang kau ceraikan aku saja, aku juga tahu apa yang abang inginkan!

Masrul

Baiklah kalau itu kehendakmu, kembalilah kau ke orang tuamu dan aku juga kan kembali ke kampungku! (melangkah mengambil tas, dan pergi dari rumah Halimah) semoga ini yang terbaik bagi kita Limah.

 

Halimah

Aku terima ini semua bang, maaf kalau aku telah menyusahkan abang.

 

Masrul

Sama-sama, titip salam untuk bapak dan ibu.

 

Halimah

(Menangis) kenapa ini yang selalu menimpaku? Dosa apa yang telah kuperbuat hingga pernikahanku tak pernah lama.   

 

 

Babak XIII

 

Dalipah

Dek apa kamu belum mau menikah?

 

Rasmani

Ayuk dulu yang menikah nanti baru aku

 

Dalipah

Ayuk belum ada jodoh

 

Rasmani

Sama yuk, Rasmani juga

 

Dalipah

Bagaimana kabar bang Masrul ya?

 

 

Rasmani

Insyaallah baik yuk

 

(Masrul masuk)

 

Masrul

Assalamualaikum….

 

Rasmani dan Dalipah

(terkejut) wawa… waalaikumsalam.

Dalipah

Bang Masrul duduk bang!

 

Rasmani

Kapan abang datang?

 

Masrul

Kemarin sore. Ibu dn bapak kemana?

 

Dalipah

Ibu dan bapak lagi ke tempat uwak mau ada sedekahan.

 

 

Masrul

(menganggukkan kepala)   ada yang ingin kusampaikan padamu Ras, abang telah berpisah dengan Halimah, abang tak sanggup lagi dengan dia. Kedatangan abang kemari untuk mengajak seriusan Rasmani, namun abang perlu waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya.

 

 

Dalipah

Bang Masrul tak boleh buru-buru, masih ada idah dengan Halimah

 

Rasmani

Ia bang, dan aku tak ingin nantinya aku yang dijadikan pihak ketiga.

 

Masrul

Abang sudah teguh tak akan kembali lagi dengan Halimah. Untuk menyiapkan hidup dengan Rasmani abang tentunya harus nyari modal dulu, esok aku akan kembali ke bukit tinggi untuk merantau kembali mengumpulkan keperluan kita.

 

Rasmani

Aku sangat terharu bang, tapi kumohon jangan abang ingkari lagi dan sakiti aku lagi dengan tindakan-tindakan abang.

 

Masrul

Ia Rasa bang janji. Abang ada kepentingan lain abang pamit dulu Ras Yuk. Assalamualaikum…

 

Semua

Waalaikumsalam…

 

Dalipah

Semoga ini bukan hal kebetulan dek, semoga saja benar adanya

 

Rasmani

Ia yuk, hatiku kini berbunga lagi yuk, semangatku kini hidup lagi, ternyata Tuhan masih sayang padaku, (tertawa dan memegang pundak Dalipah sambil mendorong masuk)

Babak IX

Pak pos masuk datang kerumah Rasmani

 

Pos

Assalamualaikum…. Permisi spada ada orang di rumah nggak?

 

Rasmani

(Dari dalam rumah) waalaikumsalam… pak Pos ada apa pak?

 

Pos

Ini non saya mengantar surat dari bang Masrul (mengulurkan tangan).

 

Rasmani

(Mangambil surat) Terimaksih pak. Masuk dulu pak?

 

Pos

Gak usah non, lain kali saja masih banyak kerjaan saya non. Mari non.

 

Rasmani

(Membuka surat) Assalamualaikum…. Rasmani maaf abang berangkat dulu ke medan, abang ingin bekerja lagi di tempat abang kerja dulu, kau tahu kalau abang tak kerja bagaimana abang bisa menanbung untuk biaya pernikahan kita. Sekali lagi maafkan abang tak sempat menemuimu karena mendadak abang dapat kabar untuk segera masuk kembali esok hari.Terimakasih atas pengertianmu.

Dariku Masrul. Wasalam….

Hati-hati bang di sana semoga sukses selalu.

 

 

Babak X

Di rumah Halimah, terjadi perbincangan antara Pak Togar, Masrul, dan Halimah.

 

Pak Togar

Nak Masrul, abah sangat senang kau kembali datang ke Medan. Namun ada yang membuat abah lebih senang lagi kalau engkau rujuk dengan Halimah.Abah sekarang hanya tinggal bersama Halimah, ummi belum ada satu bulan ini telah tiada.Dan Abah sering sakit-sakit.

 

Masrul

(Terkejut) Innalillahi wainnalillahi rojiun, Masrul turut berduka cita Bah atas meninggalnya ummi. Menanggapi permintaan abah saya… (berhenti dengan ekspresi kecewa) saya…

 

Pak Togar

Nak Masrul Abah, Halimah mohon maaf kalau dahulu terlalu menuntut nak Masrul sekarang kami sadar itu semua tak ada gunanya. Abah berharap kita buang jauh-jauh kejadian itu, kita mulai lembaran baru.

 

Masrul

(Melamun dan berkata dalam hati) “apa yang harus aku lakukan, aku tak dapat berkata apa-apa lidahku kecut untuk berkata, kalau aku menolak aduh kasihan Halimah dan berdosalah aku, Tuhan tolonglah hamba-Mu ini.”

 

Pak Togar

Nak Masrul… abah tahu ini berat untukmu tapi ini permintaan abah dari dalam hati yang dalam.

Masrul

Baiklah Bah, saya mau rujuk dengan Halimah semoga dengan lembaran baru nanti akan lebih baik.

 

Pak Togar

Amiin. Terimakasih nak Masrul 

 

 

Babak XI

Rasmani masuk dengan membawa tas untuk berangkat mengajar

 

Rasmani

(masuk dengan langkah pasti hendak ke sekolah)

 

Jamilah

Non..non Rasmani tunggu non!

 

Rasmani

Ada apa mbak?

 

Jamilah

Aku nyari-nyari non Rasmani dari kemarin gak ada, ini non ada kabar dari orang-orang….

 

Rasmani

Kabar itu, tentang bang Masrul yang pisah dengan Halimah. Bang Masrul janji akan menikahi aku mbak, aku bahagia mbak!

 

 

Jamilah

(Ekspresi kasihan) kabar tentang itu mbak juga denger non, tapi ini bukan tentang kabar itu, dan masih menyangkut Masrul juga non….

 

Rasmani

Bang Masrul (ceria), bang Masrul sudah pulang ya mbak…? Kapan mbak…?

 

Jamilah

(Serba salah) Masrul rujuk dengan Halimah non!

 

Rasmani

(Terdiam menggelenkan kepala tak percaya) tidak… tidak… mbak. Itu tidak mungkin terjadi mbak…? (menangis)

 

Jamilah

Itulah kabar yang mbak dengar non, ini ada surat buat non dari Masrul, kemarin pak Pos menitipkan pada saya. (Mengasihkan surat) yang sabar non.

 

Rasmani

(Membuka surat) “Assalamualaikum… Rasmani abang ingin kabarkan sesuatu pada Rasmani.Abah rujuk dengan Halimah, abang tak tega melihat keadaannya dan abah ibunya baru saja meninggal dan abah sering sakit-sakitan.Abang mohon maaf Rasmani taka da maksud di hati abang untuk melukai Rasmani.Maafkan abang. Wassalamualaikum….”. (Rasmani lemah dan lalu pingsan)

 

 

 

Jamilah

(Kebingungan dan berteriak minta tolong) tolong…!!! Tolong…!!! Bang tolong!!!!!!!!!!!!!!!!! (exit) 

 

 

Babak XII

Setting di rumah Rasmani.

Rasmani terbaring sakit dengan infus yang terpasang di tubuhnya iba terasa melihat keadaan Rasmani.Dalipah hanya dapat berdoa dan menitikkan airmata.

 

Dalipah

Ya Allah beri kekuatan padaku untuk menerima ini (menangis) ku mohon jangan Kau ambil adikku tercinta, lebih baik aku yang Engkau ambil aku ikhlas ya Allah…

 

Datanglah mbak Jamilah dengan membawa buah.

 

Jamilah

Assalamualaikum… non bagaimana keadaan non Rasmani? Sudah dikasih kabar belum bang Masrul non?

 

Dalipah

Waalaikumsalam… (menangis) belum ada perubahan mbak, aku takut mbak, aku takut kalau terjadi hal yang tidak tidak dengan adikku mbak? (Memeluk Jamilah) Masrul sudah aku kabari mbak.Esok insyaallah dia datang mbak?

 

Jamilah

Sabar non, semua akan baik-baik saja insyaallah.

 

Samar-samar terdengar suara Rasmani.

 

Rasmani

Bang… bang Masrul… yuk… aku ta…

 

Jamilah

Non Rasmani non.

 

Dalipah

Ini ayuk dek, cepat sembuh dek, bang Masrul sudah ayuk kasih kabar, insyaallah esok bang Masrul datang.

 

Jamilah

Ia non, non gak usah mikir yang berat-berat dulu, biar cepat sembuh.

 

Rasmani

Yuk ada yang mau kusampaikan…

 

Dalipah

(Menganggukkan kepala)

 

Rasmani

Aku sudah tidak tahan lagi yuk, sepertinya sampai saat ini saja aku menemani yunda, aku titip pesan kepada bang Masrul, mohon maafkan segala kesalahanku. Aku juga minta maaf yunda kalau selama ini aku banyak salah dengan yunda dan mbak Jamilah.

 

Dalipah

(Menangis dan meneloh-tolehkan kepala dengan ekspresi sedih) adek tidak boleh bicara begitu, kau pasti kuat dek…

Rasmani

(Perlahan menutup matanya dan melafadzkan syahadat, lalu tiadalah rasmani)

 

Dalipah

(berteriak sekuatnya sambil menangis) dek…..!!! tidak!!!

(Suasana haru dan kelam anginpun seolah berhenti menyapa tatkala nafas Rasmani terhenti, nafas cinta yang tak pernah luntur, cinta yang suci, cinta yang mengharapkan keridhoanNya.Cinta tidak pernah menyadari keberadaannya hingga tiba saat perpisahan, airmata tak tertahan lagi bagai samudera yang mengalir deras di pipi Rasmani, cinta memang luar biasa tuahnya hingga tak dapat ada yang bisa menggantikannya, benar kata M. Iqbal dalam syairnya “Aku ragu akan ada dan tiadaku namun cinta mengumumkan aku ada).

 

Babak XIII

Setting di makam, Dalipah, Mbak Jamilah, Togar, Jarwo, Pak Pos  berdiri mengitari makam Rasmani. Masuklah Masrul dengan tergesa-gesa dengan membawa Tas Ransel.

 

Masrul

(Berteriak) Rasmani…!!! (Berlari ke makam Rasmani, lalu memeluk makam Rasmani dan menangis tersedu-sedu) tidak!!!!!!! Ini tidak mungkin, tidaaak!!! maafkan abang dek yang  selalu mempermainkanmu, maafkan abang…. Maafkan abang Rasmani….!!!

 

 

 

TAMAT

 

 

Catatan:
Adaptasi  Roman KALAU TAK UNTUNG Karya Selasih

 

Naskah ini kupersembahkan untuk anakku tercinta M. ziyad Zuhair Assauqi. 

Komentar